Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 23 Desember 2015

LAPORAN KIMIA SOIKIOMETRI



PENDAHULUAN 
Latar Belakang
Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani yaitu stoiceon (unsur) dan metrein (mengukur). Stoikiometri berarti mengukur unsur-unsur dalam hal ini adalah  partikel atom ion, molekul yang terdapat dalam unsure atau senyawa yang terlibat dalam reaksi kimia. Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) yang didasarkan pada hukum-hukun dasar dan persamaan reaksi (Achmad, 1996).
            Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah, salah satunya dengan metode JOB atau metode Variasi Kontinu, yang mekanismenya yaitu dengan dilakukan  pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi yang berubah-ubah, namun molar totalnya sama. Sifat fisika tertentunya (massa, volume, suhu, daya serap) diperiksa, dan perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem. Dari grafik aluran sifat fisik terhadap kuantitas pereaksi, akan diperoleh titik maksimal atau minimal yang sesuai titik stoikiometri sistem, yang menyatakan perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa. Perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung jumlah pereaksinya. Jika mol yang bereaksi diubah dengan volume tetap, stoikiometri dapat ditentukan dari titik perubahan kalor maksimal, yakni dengan mengalurkan kenaikan temperatur terhadap komposisi campuran ( Sutrisno, 1986).
            Ilmu kimia merupakan salah satu cabang dari sains. Sasaran utama ialah mempelajari setiap persoalan di alam dengan eksperimen dan menemukan fisika biasanya diperoleh melalui eksperimen. Oleh karena itu ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen. Jika dari sejumlah eksperimen diperoleh hasil yang sama maka ketentuan ini dapat diungkapkan dalam pernyataan yang singkat disebut hukum. Jadi hukum adalah ketentuan yang diperoleh dari hasil eksperimen. Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuktetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan (Achmad, 1996).
            Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalanmassa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatusistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi,dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketikasuatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massadan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massadalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalamhampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massadapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit (Achmad, 1996).
Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan masa unsur-unsur dalam senyawa dalam pembentukan senyawanya. Pada perhitungan kimia secara stoikiometri, biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu kimia, diantaranya hukum kekekalan massa: hukum kekekalan massa dikemukakan oleh Antonio Laurent Laoisier (1785) yang berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama. Hukum perbandingan tetap: hukum proust atau hukum perbandingan tetap yang berbunyi: setiap senyawa terbentuk dari unsur-unsur dengan perbandingan tetap. Hukum kelipatan perbandingan / Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton): “Jika dua jenis unsure dapat membentuk lebih dari satu macam senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang terikat pada massa unsur lain yang sama, merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Hukum perbandingan volume (Hukum Gay Lussac): “Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi dan dan hasil reaksi merupakan bilangan bulat dan sederhana”. Hukum Avogadro: “Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah partikel yang sama pula.” (Nonimus, 2008).
 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan dan perubahan temperatur serta menentukan hasil reaksi mol.



 TINJAUAN PUSTAKA

Suatu reaksi kimia adalah proses dimana ikatan atom di dalam  molekul-molekul zat-zat yang bereaksi dipecahkan, diikuti oleh penyusunan kembali dari atom-atom tersebut dalam kombinasi molekul baru. Dengan perkataan lain, timbul zat kimia baru dan yang lama hilang, tetapi atom atomnya tetap sama. (Harijono, 1987).
Reaksi kimia secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Secara garis besar, terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut, yaitu pada reaksi redoks terjadi perubahan bilangan oksidasi (biloks), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks. Kedua kelompok reaksi kimia ini dapat dikelompokkan ke dalam 4 tipe reaksi: sintesis, dekomposisi, penggantian tunggal, dan penggantian ganda (Achmad, 1996).
Pengertian unsur-unsur dalam hal ini adalah partikel-partikel atom, ion, molekul atau electron yang terdapat dalam unsur atau senyawa yang terlibat dalam  reaksi kimia. Stoikiometri yang menyangkut cara untuk menimbang dan menghitung spesi-spesi kimia atau dengan kata lain, stoikiometri adalah kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia (Achmad, 1996).
Kofigurasi elektron unsur-unsur menunjukkan suatu keragaman periodik dengan bertambahnya nomor atom. Akibatnya, unsur-unsur juga akan menunjukkan keragaman periodik dalam perilaku fisika dan kimianya. Pada umumnya unsur-unsur yang segolongan dalam Sistem Periodik Unsur mempunyai sifat yang hampir mirip. Unsur-unsur tersebut sifat-sifatnya akan bertambah atau berkurang secara periodik dari atas ke bawah. Begitu pula jika unsur-unsur itu membentuk senyawa. Sifat-sifat senyawa yang terbentuk juga mirip. Namun ada perbedaan sifat pada senyawa itu yang disebabkan oleh perbedaan ukuran atom atau ion unsur-unsur tersebut (Chang, 2003).
Dengan menentukan kekuatan oksidasi relatif unsur-unsur golongan halogen, maka akan diperoleh suatu pengertian mengenai kecenderungan unsur-unsur untuk menarik elektron. Kecenderungan untuk menarik elektron itu dapat dihubungkan dengan berubahnya ukuran atom dan ukuran ion. Logam alkali dan alkali tanah mempunyai warna yang khas. Pada percobaan ini akan dipelajari reaksi logam alkali maupun alkali tanah dengan air, warna nyala logam alkali dan alkali tanah dan kelarutan senyawa alkali tanah dalam air. Perbedaan kelarutan senyawa-senyawa logam alkali tanah dapat digunakan untuk membedakan ion-ion logam alkali tanah (Brescia, 1980).
 Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair adalah reaksi pengendapan (precipitation reaction) dengan ciri terbentuknya produk yang tak terlarut atau endapan. Endapan adalah padatan tak terlarut yang terpisah dari larutan. Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Untuk meramalkan apakah endapan akan terbentuk jika dua larutan dicampurkan dapat digunakan konsep kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam konteks kualitatif ahli kimia membagi zat-zat sebagai zat dapat larut, sedikit larut atau tak dapat larut. Zat dikatakan dapat larut jika sebagian besar zat tersebut melarut bila ditambahkan air. Jika tidak zat tersebut digambarkan sebagai sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat tapi daya larutnya tidak sama (Beran, 1978).



















BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan
Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
-       Tabung reaksi, digunakan sebagai tempat mereaksikan bahan kimia.
-       Pengadung gelas, digunakan untuk mengaduk larutan.
-       Rak tabung rekasi, digunakan untuk meletakkan tabung reaksi agar tersusun rapi dan tidak tumpah.
-       Mistar, digunakan untuk mengukur larutan.
-       Termometer, digunakan untuk mengukur suhu.
-       Botol semprot, digunakan untuk mencuci dan membantu dalam proses pengenceran.
-       Gelas beker, digunakan sebagai tempat larutan dan  juga dapat  digunakan juga untuk memanaskan larutan.

Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
-       Akuades, berfungsi sebagai pencuci alat-alat laboratorium.
-       NaOH 0,1 M 75 ml sebagai reaksi endapan.
-       NaOH, 1,0 M 75 ml sebagai pengukuran stoikiometri asam basa.
-       CuSO4, 0,1 M 75 ml sebagai reaksi endapan.
-        HCl, 1,0 M 75 ml sebagai pengukuran stoikiometri asam basa.
 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari senin pukul 16:50-selesai tanggal 07 Desember 2015, bertempat di Laboratorium Fisika Kimia Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
 Prosedur Kerja
a.    Stokiometri Reaksi Pengendapan
1.    Sediakan dua buah tabung reaksi. ke dalam 1 tabung reaksi  masukkan 5 ml NaOH 0,1 M. Pada tabung reaksi yang lain masukkan 25 ml CuSO4 0,1. Campurkan kedua larutan itu kemudian kocok.
2.    Biarkan campuran tersebut agar endapan yang terbentuk berada di dasar tabung reaksi.
3.    Ukur tinggi endapan yang terbentuk menggunkan mistar (agar akurat terapkan satuan mili-meter).
4.    Lakukan cara yang sama dengan langkah (1-3)  untuk percobaan berikut, dengan mengubah volume pereaksi masing-masing tetapi volume  total tetap 30 ml, yaitu:
-       10 ml NaOH 0,1 M dan 20 ml CuSO4 0,1 M
-       15 ml NaOH 0,1 M dan 15 ml CuSO4 0,1 M
-       20 ml NaOH 0,1 M dan 10 ml CuSO4 0,1 M
-       25 ml NaOH 0,1 M dan 5 ml CuSO4 0,1 M 
5.    Buat grafik yang menyatakan hubungan antara tinggi endapan (sumbu y) dan volume larutan (sumbu x), sehingga diperoleh titik optimum kurva.
6.    Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
7.    Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi.
b.   Stokiometri Sistem Asam Basa
1.    Ke dalam tabung reaksi, masukkan 5 ml NaOH 1,0 M dan ke dalam tabung reaksi lainnya masukkan 25 ml HCl 1,0 M. Kemudian ukur temperatur kedua larutan tersebut (TM) dan diusahakan agar sama dapat dilakukan dengan merendam kedua tabung reaksi tersebut dalam penangas air.
2.    Campurkan kedua larutan tersebut hingga volume total 30 ml, ukur temperatur campuran dan catat suhu maksimum yang konstan (TA).
3.    Lakukan cara yang sama untuk percobaan berikut dengan mengubah volume pereaksi masing-masing hingga volume total campuran adalah 30 ml, yaitu:
-       10 ml NaOH 1,0 M dan 20 ml HCl 1,0 M
-       15 ml NaOH 1,0 M dan 15 ml HCl  1,0 M
-       20 ml NaOH 1,0 M dan 10 ml HCl 1,0 M
-       25 rml NaOH 1,0 M dan 5 ml Hcl 1,0 M 
4.    Buat grafik yang menyatakan hubungan antara perubahan temperatur (sumbu y) dan Volume asam atau basa (sumbu x)
5.    Dari grafik tentukan koefisien reaksi berdasarkan titik optimum yang diperoleh. Titik optimum menyatakan perbandingan koefisien reaksi.
6.    Bandingkan dengan koefisien reaksi yang diperoleh dari menyetarakan persamaan reaksi.



















 HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dilaboratorium maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil stoikiometri reaksi pengendapan
NaOH (ml)
CuSO4 (ml)
Tinggi endapan (mm)
5
25
5
10
20
6
15
15
11
20
10
7
25
5
0

Tabel 2.  Hasil stoikiometri sistem asam-basa
NaOH (ml)
HCl (ml)
Tm
Ta
∆T
5
25
31,5  ̊C
33  ̊C
0,5  ̊C
10
20
31,75 ̊C
33  ̊C
1,25 ̊C
15
15
30,75  ̊C
32  ̊C
1,25 ̊C
20
10
31  ̊C
33  ̊C
2  ̊C
25
5
31  ̊C
34  ̊C
3  ̊C

Pembahasan
Dalam percobaan yang telah saya lakukan, saya melihat terdapat beberapa perbedaan dari stoikiometri endapan dan stoikiometri suhu, yaitu:
Pada stoikiometri endapan terbentuk endapan setelah larutan NaOH dicampurkan dengan larutan CuSO4, endapan tersebut berwarna biru muda dan menghasilkan basa. Pada stoikiometri suhu tidak terbentuk endapan dan larutan tetap jernih. Pencampuran NaOH + HCl menghasilkan asam.
2NaOH + CuSO4 → Na2SO4 + Cu(OH)2
Reaksi antara NaOH dan CuSO4 menghasilkan dua jenis senyawa dimana salah satu dari dua senyawa tersebut mengendap. Pendapat ini benar karena dalam percobaan ketika anion SO42- bergabung dengan suatu unsure membentuk garam, maka sebagian besar garam yang terbentuk berupa garam yang larut. Sementara ketika OH- bereaksi dengan Cu membentuk Cu(OH)2 yang tidak larut dalam air (mengendap).
NaOH + HCl → NaCl + H2O
Ion Na berasal dari basa kuat dan ion Cl berasal dari asam, ketika keduanya dicampurkan maka asam akan terionisasi menjadi ion Hidrogen dan ion sisa asam, sedangkan basa terurai menjadi ion logam dan ion hidroksil sehingga larutan bersifat netral atau pH= 7.
Dari tabel pada percobaan stoikiometri endapan dapat diketahui bahwa perbedaan volume pada tiap larutan yang dicampurkan menghasilkan tinggi endapan yang berbeda-beda namun suhu sebelum dan sesudah dicampurkan tidak mengalami perubahan yang sangat tinggi. Namun apabila kita melihat pada grafik dibawahnya larutan yang mengalami tinggi endapan paling rendah adalah pada larutan NaOH 5 ml + CuSO4 25 ml. Sedangkan yang mengalami kenaikan endapan paling tinggi adalah pada larutan  NaOH 15 ml + CuSO4 15 ml.
Dari tabel pada percobaan stoikiometri suhu didapatkan perubahan suhu dari suhu larutan sebelum dicampurkan dan suhu larutan sesudah dilarutkan hanya mengalami sedikit perubahan. Pada grafik dibawahnya dapat kita lihat bahwa larutan yang mengalami perubahan suhu paling rendah adalah campuran dari larutan NaOH 5 ml + HCl 25 ml. Sedangkan larutan yang mengalami perubahan suhu paling tinggi adalah pada larutan NaOH 25 ml + HCl 5 ml.












KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dalam praktikum dapat disimpulan bahwa:
1.      Stoikiometri merupakan aspek kimia yang menyangkut hubungan berbagai komponen dalam reaaksi kimia dan hubungan kuantitatif diantara komponen tersebut.
2.      Perubahan suhu, warna dan endapan (wujud) dapat terjadi jika 2 zat  dicampurkan.
3.      Beberapa hukum dasar kimia yaitu Hukum Kekekalan Massa, Hukum Perbandingan Tetap, Hukum kelipatan perbandingan atau Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton), Hukum Perbandingan Volum (Hukum Gay Lussac), dan Hukum Avogadro.
4.      Pengendapan terendah pada campuran NaOH 5 ml + CuSO4 25 ml dan tertinggi NaOH 15 ml + CuSO4 15 ml. Lalu pada perubahan suhu terendah yaitu campuran NaOH 5 ml + HCl 25 ml dan tertinggi NaOH 25 ml + HCl 5 ml.
 Saran
Kehati-hatian dalam praktikum kali ini sangat perlu untuk diperhatikan karena banyak bahan kimia dan benda-benda yang mudah pecah serta ketelitian dalam pengukuran hasil reaksi larutan.

DAFTAR PUSTAKA
Beran, 1978. Laboratory manual for General Chemistry. New York: John Wiley & Sons.

Brescia, 1980. Fundamental of Chemistry laboratory Students. New York: Academic Press.

Chang, 2003. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Harijono, 1987. Termodinamika Teknik Aplikasi dan Termodinamika Statistik. Jakarta: PT. Gramedia.

Luscua, Achmad. 1996. Stoikiometri Energitika Kimia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Nonimus, 2008. Kimia Dasar. Medan USU press.

Sutrisno, 1986. Buku Materi Pokok Fisika. Jakarta: Karvaika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar